Pemahaman terhadap harga bahan bakar sangat penting bagi setiap pengguna kendaraan di Indonesia. Berbagai jenis bahan bakar yang tersedia tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas, namun juga oleh lokasi geografis dan kebijakan pemerintah.
Dari Sabang sampai Merauke, variasi harga bahan bakar seringkali berbeda antarprovinsi. Hal ini menciptakan tantangan tersendiri bagi konsumen dalam merencanakan pengeluaran, terutama bagi mereka yang mengandalkan kendaraan untuk aktivitas sehari-hari.
Harga Bahan Bakar Terkini di Berbagai Wilayah Indonesia
Di Sumatera Utara, Jambi, dan Sumatera Selatan, harga Pertalite (RON 90) berada di angka Rp 10.000 per liter. Selain itu, Pertamax (RON 92) juga tersedia dengan harga Rp 12.500 per liter, sementara Pertamax Turbo (RON 98) mencapai Rp 13.400 per liter.
Untuk jenis diesel, Biosolar Subsidi (CN 48) dijual seharga Rp 6.800 per liter. Pengguna yang memilih Dexlite (CN 51) harus membayar Rp 14.000 per liter, sedangkan Pertamina Dex (CN 53) berada di angka Rp 14.300 per liter.
Bagaimana dengan Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat? Di sini, harga Pertalite juga sama, yakni Rp 10.000 per liter. Namun, Pertamax (RON 92) dijual sedikit lebih murah di Rp 12.200 per liter.
Variasi Harga Bahan Bakar di Pulau Jawa dan Bali
Di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, komposisi harga bahan bakar masih konsisten dengan daerah lainnya. Misalnya, Pertamax Green 95 (RON 95) ditawarkan dengan harga Rp 13.000 per liter, yang menarik perhatian banyak pengguna kendaraan.
Beralih ke Bali, NTB, dan NTT, harga Pertalite tetap di angka Rp 10.000 per liter. Di sini, Pertamax (RON 92) dijual dengan harga yang sama, namun Pertamax Turbo (RON 98) menempati harga Rp 13.100 per liter, sedikit lebih tinggi daripada harga di Pulau Jawa.
Khusus untuk NTT, Biosolar non-subsidi muncul sebagai pilihan dengan harga Rp 13.600 per liter, menawarkan alternatif bagi pengguna yang membutuhkan bahan bakar berkualitas lebih tinggi.
Pemerintahan dan Kebijakan Terkait Harga Bahan Bakar
Pemerintah Indonesia terus berusaha mengatur harga bahan bakar untuk memastikan ketersediaan yang adil di seluruh wilayah. Pengawasan terhadap harga bahan bakar di setiap daerah menjadi salah satu prioritas untuk mencegah spekulasi harga yang merugikan masyarakat.
Selain itu, kebijakan subsidi pemerintah juga berperan penting dalam menentukan harga jual. Biosolar Subsidi (CN 48) misalnya, menjadi pilihan utama bagi banyak pengguna kendaraan diesel karena harganya yang lebih terjangkau.
Transparansi dalam penetapan harga bahan bakar juga dinilai perlu untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Dengan informasi yang jelas dan terbuka, konsumen diharapkan bisa membuat keputusan yang lebih baik terkait pilihan bahan bakar mereka.













