Mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat, Erdi A Chaniago, mengungkapkan keputusan Majelis KKEP yang menjatuhkan sanksi etik dan administratif kepada anggota Polri yang melanggar kode etik. Keputusan ini mencerminkan langkah tegas dalam upaya menjaga integritas dan profesionalisme lembaga kepolisian di Indonesia.
Sanksi etik yang diterima oleh pelanggar mencakup pernyataan bahwa tindakan tersebut adalah perbuatan tercela. Seluruh anggota diwajibkan untuk meminta maaf secara lisan di hadapan sidang KKEP serta secara tertulis kepada pimpinan Polri sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tindakan yang dilakukan.
Selain itu, sanksi administratif juga diterapkan, di mana Danang, sebagai pelanggar, akan ditempatkan di ruangan khusus selama 20 hari. Masa penempatan tersebut dimulai dari 29 Agustus hingga 17 September 2025, dan dilaksanakan di ruang Patsus Biroprovos Divpropam Polri dan Korbrimob Polri untuk menjalani proses pembinaan lebih lanjut.
Erdi menegaskan bahwa putusan ini adalah bukti nyata komitmen Polri dalam menegakkan kode etik dan spirit profesionalisme di kalangan anggotanya. Sidang KKEP yang berlangsung menunjukkan transparansi dalam setiap proses hukum yang dijalani oleh anggota Polri yang terlibat pelanggaran.
“Setiap pelanggaran yang terjadi akan diproses secara adil dan sesuai ketentuan yang ada,” jelas Erdi. Proses ini diharapkan bisa menjadi pengingat penting bagi seluruh personel kepolisian agar senantiasa menjaga dedikasi dan integritas dalam menjalani tugas mereka.
Penting untuk diingat bahwa tindakan anggota kepolisian harus senantiasa sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tidak akan ada dampak negatif yang merugikan masyarakat atau institusi kepolisian itu sendiri.
Erdi menambahkan, putusan ini diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga, bukan hanya bagi yang terlibat, tetapi juga untuk seluruh aparat kepolisian, agar dapat beroperasi dengan lebih profesional dan bertanggung jawab.
Dalam sidang tersebut, Danang selaku mantan Bintara Angkutan Batalyon D Pelopor Satuan Brimob Polda Metro Jaya mengungkapkan penerimaannya terhadap putusan yang dijatuhkan oleh majelis. Ini menunjukkan adanya sikap kooperatif dari anggota yang bersangkutan dalam proses hukum yang berlangsung.
Peran Penting KKEP dalam Menjaga Integritas Polri
KKEP berfungsi sebagai lembaga yang bertugas untuk menegakkan kode etik bagi setiap anggota Polri. Dalam menjalankan fungsinya, KKEP menciptakan prosedur yang transparan dan akuntabel dalam menangani setiap pelanggaran yang terjadi.
Melalui mekanisme ini, KKEP berupaya agar setiap tindakan yang diambil oleh anggota Polri tidak hanya disiplin tetapi juga beretika. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian sebagai pelindung dan penegak hukum.
Upaya tersebut menjadi semakin penting di tengah tantangan dan dinamika sosial yang ada. Setiap anggota diharapkan dapat memahami pentingnya menjaga nama baik institusi dengan melakukan tindakan yang positif dan etis dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Pendidikan dan pelatihan etika bagi anggota Polri juga perlu diperkuat lagi. Penegakan disiplin yang ketat akan memberikan sinyal jelas bahwa pelanggaran kode etik tidak akan ditoleransi dalam bentuk apa pun.
Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik serta meningkatkan moral anggota Polri. Dengan demikian, diharapkan akan terbangun kesadaran kolektif untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Implikasi Sanksi Terhadap Anggota Polri dan Masyarakat
Sanksi yang diberikan kepada anggota Polri tidak hanya berdampak pada individu itu sendiri, tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas terhadap institusi. Ketika anggota Polri diberikan sanksi yang sesuai, hal ini dapat meningkatkan citra Polri di mata masyarakat.
Masyarakat cenderung lebih percaya dan menghargai institusi yang berani menindak anggotanya ketika melanggar aturan. Ini akan berkontribusi dalam membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat dan kepolisian.
Pemberian sanksi juga dapat berfungsi sebagai deterrent atau pencegahan bagi anggota lain untuk tidak melakukan pelanggaran yang sama. Ini menunjukkan bahwa setiap tindakan akan ada konsekuensinya, mendorong anggota untuk lebih bertanggung jawab.
Di sisi lain, dukungan yang adekuat bagi anggota yang menjalani sanksi perlu disiapkan. Hal ini untuk memastikan mereka tetap termotivasi untuk memperbaiki diri dan kembali berkontribusi secara positif setelah menjalani masa hukuman.
Kesempatan untuk rehabilitasi dan pembinaan harus ada, sehingga mereka bisa berfungsi kembali sebagai anggota Polri yang lebih baik ke depannya. Ini adalah bagian dari proses yang lebih besar dalam membangun kepolisian yang kredibel dan profesional.
Ke depan: Harapan untuk Profesionalisme Polri
Dengan keputusan sanksi yang telah dijatuhkan, harapan untuk meningkatkan profesionalisme di tubuh Polri semakin besar. Setiap anggota diharapkan mau belajar dari pelanggaran yang terjadi, agar bisa menghindari kesalahan serupa di masa mendatang.
Komitmen terhadap kode etik adalah langkah awal bagi setiap anggota dalam menjaga citra Polri. Hal ini harus menjadi bagian integral dari budaya kerja di kepolisian, sehingga setiap orang bisa berjuang untuk mencapai idealisme tersebut.
Pendidikan berkelanjutan dalam hal etika dan kepemimpinan juga sangat diperlukan. Dengan pembekalan yang tepat, diharapkan anggota bisa lebih siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan dan tetap berpegang pada prinsip yang benar.
Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Polri dapat memperkuat posisinya sebagai lembaga yang menghargai integritas. Ini akan mewujudkan kepolisian yang tidak hanya efektif dalam penegakan hukum, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pada akhirnya, sinergi antara anggota Polri dan masyarakat adalah fondasi utama bagi kepolisian yang ideal. Setiap langkah menuju profesionalisme akan membawa implikasi positif bagi kedua belah pihak, serta membangun masyarakat yang lebih aman dan damai.













