Harga rumah seken di Depok mengalami kenaikan yang signifikan pada bulan September 2025, mencapai angka 3,8 persen. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi di wilayah Jabodetabek dan menjadi sorotan para pencari dan investor properti.
Angka pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga rumah di Jabodetabek yang hanya tumbuh sebesar 0,3 persen, bahkan lebih rendah dari pertumbuhan nasional yang hanya 0,2 persen. Dengan demikian, pasar properti di Depok menunjukkan tren positif yang menarik untuk dianalisis lebih lanjut.
Pertumbuhan yang pesat ini mengindikasikan bahwa kawasan Depok tetap menjadi pilihan menarik di tengah situasi pasar yang tidak terlalu menggembirakan secara nasional. Permintaan terhadap pembelian rumah seken di daerah ini juga mencatat pertumbuhan yang signifikan, terkhusus di kawasan Cinere dan Sawangan.
Marisa Jaya, Head of Research, menjelaskan bahwa tren harga rumah seken di Depok menunjukkan pasar yang tetap robust, meskipun ada perlambatan di daerah lain. Ini menandakan bahwa para pencari rumah perlu mengambil keputusan cepat agar tidak kehilangan peluang investasi di kawasan ini.
Berikut adalah sepuluh kecamatan dengan tingkat pencarian rumah seken tertinggi di Depok: Cinere, Sawangan, Cimanggis, Beji, Pancoran Mas, Tajur Halang, Sukmajaya, Cilodong, Limo, dan Tapos. Lima area teratas ini terlihat didorong oleh kemudahan akses transportasi yang semakin meningkat, terutama sejak operasional ruas tol baru.
Tren Permintaan di Kecamatan Cinere dan Sawangan
Kecamatan Cinere kini menjadi salah satu lokasi hunian yang ideal bagi masyarakat kelas menengah atas dengan permintaan tinggi di segmen harga Rp1–3 miliar. Lebih dari setengah pembeli, sekitar 54,7 persen, memilih untuk membeli rumah dalam kisaran harga tersebut.
Sebagian besar pembeli di Cinere menunjukkan daya beli yang sangat kuat, sementara 18,9 persen lainnya masih tertarik untuk mencari hunian di segmen yang lebih terjangkau, yaitu Rp400 juta hingga Rp1 miliar. Hal ini menunjukkan ketahanan pasar di kawasan tersebut.
Sebaliknya, di kecamatan Beji dan Cimanggis, segmen rumah terjangkau masih mendominasi permintaan. Keduanya mencatat bahwa properti dalam kisaran harga Rp400 juta hingga Rp1 miliar mencapai 51,2 persen di Beji dan 55,2 persen di Cimanggis.
Ini mencerminkan bahwa masyarakat kelas menengah masih aktif mencari hunian dengan harga terjangkau, namun tetap dengan akses yang baik ke pusat kota. Di Pancoran Mas dan Sawangan, tren yang berbeda terlihat, di mana permintaan hunian dengan harga di bawah Rp400 juta cukup tinggi.
Pancoran Mas mencatat bahwa 35,3 persen pembeli mencari hunian di bawah Rp400 juta, sedangkan angka tersebut bahkan lebih tinggi di Sawangan, mencapai 48,7 persen. Ini menunjukkan preferensi masyarakat dalam mencari hunian yang sesuai dengan anggaran mereka.
Median Harga Rumah Seken Berdasarkan Kecamatan di Depok
Data terbaru menunjukkan bahwa median harga rumah di kawasan Cinere menjadi yang tertinggi di berbagai segmen ukuran bangunan. Sementara itu, Sawangan menawarkan harga median yang paling terjangkau di Depok.
Contohnya, untuk rumah dengan luas bangunan antara 91 hingga 150 m², median harga di Cinere mencapai Rp1,92 miliar. Ini jelas jauh di atas harga yang tercatat di Sawangan, yaitu sebesar Rp975 juta.
| Luas Bangunan | Beji | Cimanggis | Cinere | Pancoran Mas | Sawangan |
|---|---|---|---|---|---|
| 91–150 m² | Rp1,5 miliar | Rp1,5 miliar | Rp1,92 miliar | Rp1,25 miliar | Rp975 juta |
| 151–250 m² | Rp2,045 miliar | Rp2,45 miliar | Rp2,9 miliar | Rp2,2 miliar | Rp2,35 miliar |
Dari tangkapan data tersebut, bisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam harga rumah berdasarkan lokasi dan ukuran bangunan di kawasan berbeda di Depok. Ini memberi opsi kepada pembeli untuk memilih hunian yang sesuai dengan budget dan preferensi mereka.
Situasi Pertumbuhan Harga di Tingkat Nasional
Secara keseluruhan, pertumbuhan harga rumah seken di tingkat nasional masih mengalami kelemahan, hanya meningkat 0,2 persen secara tahunan. Daerah dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia adalah Yogyakarta dengan kenaikan 4 persen, diikuti oleh Denpasar yang mencatat kenaikan sebesar 3,3 persen.
Jabodetabek sendiri mencatat bahwa pertumbuhan harga tertinggi berada di Depok, dengan angka 3,8 persen, disusul oleh Tangerang yang hanya tumbuh sebesar 1,4 persen. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun pasar nasional melemah, Depok menunjukkan ketahanan tersendiri.
Sementara itu, dari segi popularitas pencarian rumah, Tangerang masih menjadi primadona secara nasional, diikuti Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Data mencatat bahwa permintaan di Depok sendiri meningkat 5,5 persen dari periode Januari hingga Agustus 2025 dibandingkan tahun lalu.
Hal ini menunjukkan bahwa meski tren harga nasional belum sepenuhnya membaik, ada di beberapa lokasi seperti Depok yang menunjukkan keunggulan tersendiri. Calon pembeli diharapkan tetap waspada dan mengambil keputusan cerdas dalam memilih hunian mereka.













