Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berjanji bakal memperbaiki sejumlah halte TransJakarta dan stasiun MRT yang belum ramah bagi penyandang disabilitas. Hal ini disampaikan Pramono saat membuka Job Fair Penyandang Disabilitas Tahun 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini Raya, Jakarta Pusat, Senin 3 November 2025.
Ia mengatakan, masih ada sejumlah fasilitas transportasi umum di Jakarta yang belum sepenuhnya mendukung mobilitas penyandang disabilitas. Menurutnya, hal itu menjadi salah satu keluhan utama yang kerap disampaikan masyarakat saat ia berdialog langsung dengan komunitas disabilitas.
“Keluhan yang paling utama memang tidak semua halte ramah terhadap mereka, termasuk yang menggunakan MRT. Tidak semua stasiun MRT itu ramah, tetapi sebagian besar sekarang ini sudah mulai ramah terhadap kelompok disabilitas. Maka yang seperti inilah yang kemudian akan kita lakukan perbaikan,” ujar Pramono, Senin 3 November 2025.
Ia menegaskan, Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta berkomitmen mewujudkan ekosistem kota yang inklusif dan berkeadilan. Upaya tersebut, kata Pramono, dilakukan melalui berbagai kebijakan nyata yang menyentuh langsung kehidupan penyandang disabilitas.
“Beberapa di antaranya adalah penyediaan Kartu Disabilitas, pembentukan Pasukan Putih sebanyak 584 anggota yang bertugas memberikan layanan kesehatan dan pendampingan bagi disabilitas serta lansia,” ucap dia.
Mewujudkan Aksesibilitas Transportasi untuk Semua Warga
Mewujudkan aksesibilitas transportasi bagi penyandang disabilitas di Jakarta merupakan tantangan yang tidak mudah. Hal ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar semua fasilitas umum bisa diakses tanpa hambatan.
Gubernur DKI Jakarta juga mengingatkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam memberikan masukan. Dengan melibatkan komunitas disabilitas secara langsung, kebijakan yang diambil diharapkan akan lebih tepat sasaran dan bermanfaat.
Pemerintah berencana melakukan audit menyeluruh terhadap fasilitas transportasi umum untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Hasil audit ini diharapkan menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan di masa depan yang lebih inklusif.
Selain itu, sosialisasi terkait pemanfaatan fasilitas yang ramah disabilitas juga sangat penting. Masyarakat harus mendapatkan informasi yang cukup tentang fasilitas transportasi yang tersedia untuk mereka.
Inisiatif Program Pemerintah untuk Penyandang Disabilitas
Dalam program kebijakannya, Pemerintah DKI Jakarta juga berfokus pada kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi penyandang disabilitas. Ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan keterampilan dan membekali mereka agar lebih mandiri.
Penyediaan program pelatihan keterampilan kerja diharapkan dapat memfasilitasi penyandang disabilitas dalam memasuki dunia kerja. Dengan demikian, mereka tidak hanya bergantung pada dukungan pemerintah, tetapi juga dapat berkontribusi aktif dalam masyarakat.
Pemerintah juga memberikan kemudahan akses perbankan bagi penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat lebih mudah dalam mengelola keuangan. Program ini bertujuan untuk memberikan kemandirian dan menghargai hak setiap individu tanpa memandang latar belakang.
Melalui aksi nyata dan kebijakan yang berkelanjutan, diharapkan kesetaraan hak bagi penyandang disabilitas dapat terwujud. Ini merupakan langkah untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.
Peran Komunitas dalam Memajukan Inklusi Sosial
Peran serta komunitas penyandang disabilitas sangat penting dalam meningkatkan kesadaran publik. Dengan menunjukkan keberanian dan kemampuan mereka, mereka dapat mengubah pandangan masyarakat mengenai disabilitas.
Kegiatan-kegiatan yang melibatkan penyandang disabilitas dalam berbagai bidang, seperti olahraga maupun seni, dapat menjadi sarana untuk mempromosikan inklusi sosial. Komunitas juga perlu mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berbagai aspek kehidupan.
Selain itu, dukungan dari lembaga swasta dan organisasi non-pemerintah juga sangat diperlukan. Kerja sama ini dapat memperluas jangkauan program-program yang ditujukan untuk penyandang disabilitas.
Dengan mengedukasi masyarakat tentang isu-isu terkait disabilitas, diharapkan stigma negatif dapat berkurang. Kesadaran ini akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi semua.













