Menariknya, situasi ini mengingatkan pada kisah lama antara United dan Real Madrid pada 2020. Saat itu, United juga menolak mendatangkan Sergio Reguilon karena Madrid meminta klausul pembelian kembali.
Akhirnya, bek kiri Spanyol tersebut bergabung ke Tottenham, sebelum justru kembali ke Old Trafford empat tahun kemudian dalam kesepakatan pinjaman yang berakhir buruk.
Kini, di bawah Amorim dan pengaruh kuat INEOS, Manchester United tampak mulai belajar dari kesalahan masa lalu. Klub lebih berhati-hati dan menolak menjadi “tempat magang” bagi pemain klub lain tanpa prospek jangka panjang.
Keputusan untuk tak mengejar Endrick mungkin terlihat konservatif, namun menjadi langkah strategis menuju masa depan yang lebih stabil dan berorientasi pada pembangunan tim.
Sumber: Fabrizio Romano, ESPN
Perbandingan Konteks Pemain dan Klub pada Tahun 2020
Pada tahun 2020, Manchester United berhadapan dengan tantangan berat dalam upaya memperkuat tim. Penolakan terhadap Reguilon menjadi sorotan karena menyangkut kebijakan transfer yang dianggap kurang bijak di masa itu.
Keputusan tersebut mencerminkan kondisi internal klub yang penuh ketidakpastian dan spekulasi. Saat itu, klub tampaknya belum memiliki visi yang jelas dalam memperkuat tim dengan pemain yang berpotensi tinggi.
Keterpurukan ini mengorbankan kesempatan untuk merekrut talenta muda yang bisa membawa perubahan signifikan. Akibatnya, hal tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Manchester United dalam mengelola kebijakan transfer ke depan.
Perubahan Pendekatan dalam Kebijakan Transfer Klub
Di bawah kepemimpinan baru, Manchester United mulai mengevaluasi pendekatan mereka dalam kebijakan transfer. Kini, mereka lebih memilih untuk melihat jangka panjang daripada hanya berharap hasil instan dari pemain baru.
Strategi ini mengikuti pemikiran yang lebih matang dan analitis, dengan fokus pada kebutuhan dan pengembangan tim secara keseluruhan. Hal ini digunakan sebagai pijakan untuk membangun skuad yang lebih kompetitif di liga utama.
Keputusan untuk membiarkan pemain muda berbakat seperti Endrick pergi ke klub lain menunjukkan ketegasan dalam menghindari kesalahan yang sama. Pendekatan ini diharapkan bisa menumbuhkan lingkungan yang lebih produktif di dalam klub.
Dampak dari Kebijakan Transfer Terhadap Tim dan Dukungan Penggemar
Perubahan dalam kebijakan transfer ini juga memberikan dampak langsung terhadap tim di lapangan. Dengan tidak terburu-buru dalam transaksi pemain, klub dapat mencari pemain yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan visi jangka panjang mereka.
Pendukung klub pun mulai merasakan pergeseran positif dalam cara manajemen mengelola tim. Mereka menyambut baik pendekatan yang lebih berhati-hati karena diyakini bisa memberikan hasil yang lebih baik di masa depan.
Umpan balik dari penggemar menjadi salah satu indikator kesuksesan kebijakan baru ini. Supporter yang loyo akibat kekecewaan tahun-tahun sebelumnya kini menunjukkan harapan baru terhadap masa depan klub.













