Kabar menggembirakan datang dari dunia animasi Indonesia, di mana sebuah karya terbaru bernama Desa Timun telah berhasil meraih prestasi di panggung internasional. Film ini berhasil diterima di dua festival film bergengsi di luar negeri, menandai langkah penting bagi industri kreatif Tanah Air.
Festival pertama yang diikuti adalah Universal Kids Film Festival yang berlangsung di Istanbul, Turki, diikuti oleh Kineko International Film Festival di Jepang. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di dunia animasi yang dapat bersaing di kancah global.
Pencapaian Desa Timun di Festival Internasional yang Terkenal
Desa Timun menerima kehormatan sebagai official selection dalam Universal Kids Film Festival ke-14. Di festival ini, film tersebut diputar di hadapan pelajar dan pendidik di Yildiz Technical University.
Program yang ditawarkan dalam festival mencakup pemutaran animasi lain berjudul ‘Bola’. Hal ini menunjukkan bahwa ada usaha untuk memperkenalkan berbagai jenis animasi kepada audiens internasional.
Festival ini juga mengadakan sesi seperti pengalaman dalang dan workshop pembuatan wayang kertas, yang menarik perhatian banyak peserta. Pendekatan interaktif ini membuat para penonton lebih terlibat dengan kultur Indonesia melalui seni animasi.
Eksplorasi Budaya di Kineko International Film Festival
Setelah sukses di Turki, Desa Timun melanjutkan perjalanannya ke Kineko International Film Festival di Jepang. Festival ini dikenal sebagai salah satu yang terbesar di Asia untuk film anak-anak.
Salah satu cara Desa Timun menarik perhatian adalah melalui booth merchandise eksklusif yang disediakan selama festival. Pengunjung dapat menikmati aktivitas seperti mewarnai wayang kulit yang menampilkan karakter dari film ini.
Selain itu, acara meet and greet dengan karakter Cili dari film ini juga menarik banyak pengunjung. Kegiatan ini membuat interaksi antara karakter film dengan audiens semakin dekat, menciptakan pengalaman yang mengesankan.
Pentingnya Identitas Budaya dalam Animasi
Daud Nugaraha, pendiri sekaligus Direktur Aniwayang Studio, menyatakan bahwa partisipasi dalam dua festival tersebut adalah langkah penting untuk penguatan identitas budaya. Ini mencerminkan komitmen untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.
“Melalui festival ini, kami berharap bisa membuka jalan untuk kolaborasi internasional yang lebih luas,” ungkap Daud. Hal ini menunjukkan pandangan yang lebih jauh ke depan mengenai kemampuan sektor animasi Indonesia.
Menurutnya, keberadaan Desa Timun di dua festival besar menjadi titik awal yang baik. Dengan dukungan yang tepat, potensi kreatif Indonesia bisa lebih diakui oleh masyarakat internasional.













