Polisi akhirnya mengungkap misteri di balik penemuan dua kerangka manusia di Gedung Astra Credit Companies (ACC) di Kwitang, Jakarta Pusat. Penemuan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena terjadi setelah kebakaran yang melanda gedung tersebut pada akhir Agustus 2025.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra, mengkonfirmasi bahwa kerangka tersebut baru ditemukan pada 30 Oktober 2025. Hal ini disebabkan oleh sisa-sisa material kebakaran yang menyelimuti lokasi, sehingga jenazah tidak terlihat selama proses pembersihan.
“Kebakaran terjadi saat demonstrasi besar, dan setelah itu gedung tidak digunakan lagi,” lanjut Roby saat memberi penjelasan lebih lanjut mengenai situasi tersebut. Penemuan kerangka manusia ini juga tak terlepas dari rencana renovasi gedung yang akan dilakukan baru-baru ini.
Pihak kepolisian mulai melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui identitas dan asal-usul dua kerangka tersebut. Informasi awal mencuat dari laporan orang hilang terkait dengan peristiwa kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025.
Kasat Reskrim menambahkan bahwa hingga kini belum ada laporan orang hilang baru yang masuk. Namun, dua nama muncul dalam penyelidikan, yaitu Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid, yang diduga terlibat dalam kerusuhan tersebut.
Investigasi terus berlangsung untuk mengungkap lebih jauh misteri di balik kerangka tersebut dan melihat apakah ada hubungan dengan hilangnya dua nama yang disebutkan. Situasi ini menggugah perhatian publik, terutama karena berkaitan dengan aksi protes yang baru saja terjadi.
Protes dan Kebakaran: Kronologi Peristiwa yang Mengungkap Kasus Ini
Protes yang terjadi pada Agustus 2025 berlangsung sangat intens, melibatkan banyak peserta dari berbagai kalangan. Aksi tersebut menuntut perubahan kebijakan yang dianggap tidak adil oleh masyarakat, dan situasi memanas saat unjuk rasa berlangsung di pusat kota.
Saat demonstrasi berlangsung, beberapa oknum memicu kerusuhan yang berujung pada kebakaran di gedung ACC. Kebakaran tersebut menghancurkan sebagian besar struktur bangunan, meninggalkan banyak pertanyaan mengenai keselamatan dan tanggung jawab pihak terkait.
Setelah kebakaran, gedung itu dibiarkan dalam keadaan terbengkalai, tanpa ada langkah segera untuk membersihkannya. Hal ini membuat sisa-sisa material kebakaran terakumulasi, menutupi apa pun yang tersisa di dalam gedung, termasuk jasad yang kini ditemukan.
Dengan tidak adanya laporan orang hilang baru dari anggota keluarga, polisi terpaksa melacak semua laporan lama untuk mencoba menemukan hubungan antara kerangka dan orang yang hilang. Upaya ini dibantu oleh analisis penyelidikan yang mendalam.
Penyelidikan dan Tindak Lanjut Pihak Kepolisian
Pihak kepolisian kini sedang melakukan investigasi lanjutan untuk mendalami kasus ini. Mereka meminta kerjasama dari masyarakat yang mungkin memiliki informasi tambahan tentang dua individu yang hilang. Penyelidikan ini menjadi perhatian utama agar kasus tidak terlupakan.
Setiap detail dari kerangka yang ditemukan akan dianalisis untuk mencari tahu identitas dan penyebab kematian mereka. Informasi ini sangat penting dalam membangun gambaran jelas mengenai apa yang sebenarnya terjadi selama kerusuhan tersebut.
Sementara itu, orang-orang terdekat dari Reno dan Farhan berharap agar kepolisian dapat segera menemukan jawaban. Kehilangan mereka menyisakan duka yang mendalam, terutama untuk keluarga yang sudah tidak tahu keberadaan mereka selama beberapa bulan terakhir.
Adanya penemuan kerangka ini juga memicu perdebatan di kalangan masyarakat mengenai tanggung jawab pemerintah dalam menjaga keamanan selama aksi unjuk rasa. Salah satu sorotan adalah seberapa siap pihak keamanan menghadapi situasi lebih besar saat aksi berlangsung.
Memahami Dampak Sosial dari Kejadian Ini
Kejadian penemuan kerangka di gedung ACC tidak hanya menggerakkan aparat penegak hukum, tetapi juga menyoroti dampak sosial yang lebih luas. Unjuk rasa yang mengakibatkan kebakaran ini memunculkan diskusi di kalangan masyarakat mengenai kebebasan berpendapat dan hak civil.
Di satu sisi, ada dukungan untuk aksi protes yang dianggap sebagai bentuk demokrasi. Di sisi lain, konfrontasi yang terjadi menyebabkan kerusuhan berujung pada kehilangan nyawa dan properti. Keseimbangan antara kebebasan berpendapat dan keamanan publik kini menjadi tantangan.
Diskusi mengenai pentingnya dialog antara pemerintah dan masyarakat juga semakin intensif. Penemuan dua kerangka manusia seharusnya menjadi titik tolak bagi semua pihak untuk merenungkan bagaimana cara mencapai kesepakatan tanpa harus melalui jalan yang merugikan.
Ketidakpastian mengenai asal-usul dua kerangka manusia tersebut menambah kerumitan dalam situasi yang sudah mengemuka. Masyarakat berharap agar investigasi ini dapat memberikan kejelasan dan keadilan bagi mereka yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.













