Brigpol Ad terlibat dalam kasus pembunuhan berencana yang mengguncang masyarakat di Sumatera Selatan. Dalam tindakan brutalnya, ia membakar hidup-hidup kekasihnya, NM, hanya karena alasan cemburu yang mengganggu pikirannya.
Kasus ini terbongkar setelah penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, melibatkan serangkaian bukti dan saksi. Tindakan sadis ini dilakukan setelah perencanaan matang yang dilakukan Ad selama beberapa bulan sebelumnya.
Masyarakat terkejut dengan kekejaman tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang seharusnya menjadi pelindung. Dalam proses hukum, Ad dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun, menandai berakhirnya penuntutan terhadap tindakan kriminal ini.
Kronologi Kasus Pembunuhan Berencana oleh Brigpol Ad
Rencana pembunuhan ini sudah dirancang sejak Maret 2022, di mana Ad dengan penuh kesadaran mulai menyiapkan berbagai alat untuk melaksanakan aksinya. Ia membeli bensin eceran yang akan digunakan untuk membakar NM, langkah tidak terduga yang menunjukkan kedalaman rasa cemburunya.
Pada hari kejadian, Ad mendatangi kontrakan teman korban di Jalan Ade Irma Suryani, Muara Enim. Setibanya di lokasi, Ad tanpa ragu menumpahkan bensin ke sekujur tubuh NM, sebelumnya sempat terlibat argumentasi yang penuh emosi.
Setelah tindakan kejam tersebut, Ad melarikan diri dan menjadi buron selama berbulan-bulan. Penyelidikan intensif oleh kepolisian berhasil membawanya ke hadapan hukum pada Mei 2023, di mana ia ditemukan setelah upaya pengejaran yang panjang dan melelahkan.
Proses Hukum dan Vonis terhadap Brigpol Ad
Setelah ditangkap, Brigpol Ad dihadapkan ke Pengadilan Negeri Muara Enim untuk proses penuntutan. Dalam sidang yang berlangsung, kesaksian yang kuat dan bukti-bukti mendukung tuduhan pembunuhan berencana ini didengarkan oleh majelis hakim.
Akhirnya, keputusan dijatuhkan, di mana Ad divonis dengan hukuman penjara selama 20 tahun. Keputusan ini dianggap sangat tepat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tindakan yang merenggut nyawa seorang wanita.
Meski ada upaya dari pihak Ad untuk mengajukan kasasi, langkah tersebut ditolak oleh Ketua Majelis, Desnayati. Penolakan ini menegaskan bahwa keputusan yang diambil oleh Pengadilan Negeri Muara Enim telah mempertimbangkan aspek keadilan dengan baik.
Dampak Kasus Pembunuhan terhadap Masyarakat dan Aparat Hukum
Kasus ini tidak hanya menjadi sorotan karena tindakan brutalnya, tetapi juga karena melibatkan seorang aparat penegak hukum. Masyarakat merasa dikhianati oleh tindakan Ad yang seharusnya menjalankan prinsip keadilan dan melindungi sesama.
Dampak dari kasus ini terasa dalam jangka panjang, membuat banyak orang mempertanyakan integritas aparat dalam melaksanakan tugas. Kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum menjadi semakin menipis, mendorong perlunya reformasi yang lebih mendesak.
Penting bagi institusi terkait untuk melakukan evaluasi mendalam agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Kesadaran akan pentingnya pengawasan dan transparansi dalam penegakan hukum harus semakin ditingkatkan untuk menjaga kepercayaan masyarakat.













