Bea Cukai di Kalimantan Barat menunjukkan kinerja yang mengesankan pada tahun 2025, dengan pengawasan yang ketat terhadap barang-barang ilegal. Mereka berhasil melakukan penindakan sebanyak 437 kali, menghasilkan nilai barang yang signifikan, mencapai Rp 274,7 miliar, sebagai hasil dari upaya mereka dalam menjaga ketertiban dan keamanan nasional.
Rincian penindakan yang dilakukan oleh Bea Cukai mencakup dua bidang utama: kepabeanan dan cukai. Hingga Oktober 2025, 124 penindakan di bidang kepabeanan berhasil dilaksanakan, yang menghasilkan nilai Rp 270,4 miliar, sedangkan di bidang cukai terdapat 313 penindakan dengan total nilai barang sebesar Rp 4,2 miliar.
Barang-barang ilegal yang menjadi fokus perhatian termasuk rokok dan minuman mengandung etil alkohol. Tercatat ada 3,81 juta batang rokok dan 302,94 liter minuman beralkohol yang berhasil disita, dengan denda ultimum remidium mencapai Rp 1,47 miliar, menandakan komitmen Bea Cukai dalam memberantas pelanggaran hukum di sektor ini.
Upaya Pemberantasan Berdasarkan Satuan Tugas yang Dibentuk
Peningkatan intensitas pengawasan dilakukan melalui pembentukan Satuan Tugas Pemberantasan Barang Kena Cukai (BKC) Ilegal. Satuan tugas ini efektif beroperasi sejak 1 Juli 2025, dan memainkan peran penting dalam menanggulangi peredaran barang-barang ilegal di wilayah Kalimantan Barat.
“Melalui satuan tugas ini, negara dapat terlindungi dari potensi kerugian yang signifikan, mencapai miliaran rupiah,” ujar Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Keberadaan satuan tugas tidak hanya berdampak pada aspek pengamanan pendapatan negara, tetapi juga pada perlindungan masyarakat dari barang-barang berbahaya dan ilegal.
Sejak diluncurkan, satuan tugas ini telah membuat banyak kemajuan, termasuk 50 penindakan di bidang kepabeanan dan 137 di bidang cukai. Nilai barang dari penindakan ini juga mencengangkan, mencapai Rp 198,23 miliar dalam kepabeanan dan Rp 3,6 miliar dalam cukai.
Rincian Barang Kena Cukai yang Disita Selama 2025
Rincian lebih lanjut mengenai barang-barang ilegal yang disita menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Dalam waktu singkat, satuan tugas berhasil menyita 2,9 juta batang rokok dan 164,28 liter minuman mengandung etil alkohol.
Pemantauan yang ketat memungkinkan Bea Cukai untuk melacak peredaran barang-barang ini, yang sering kali mengancam kesehatan masyarakat. Aktivitas ilegal semacam ini tidak hanya merugikan negara tetapi juga berpotensi membahayakan konsumen yang tidak menyadari risiko yang terlibat.
Lebih jauh, keberhasilan Bea Cukai dalam mengatasi masalah ini menjadi contoh nyata upaya pemerintah dalam menegakkan hukum. Penahanan barang kena cukai ilegal merupakan langkah proaktif untuk memastikan bahwa semua produk yang beredar di pasar telah memenuhi standar yang ditetapkan.
Dampak Positif dari Penindakan Bea Cukai bagi Masyarakat
Tindakan tegas Bea Cukai sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Pengawasan yang ketat tidak hanya membantu menegakkan hukum tetapi juga menciptakan rasa aman bagi warga yang tidak ingin terpapar barang-barang ilegal.
Selain itu, pemberantasan barang ilegal juga berdampak positif terhadap perekonomian. Dengan mengurangi peredaran produk ilegal, pemerintah dapat memastikan bahwa pendapatan dari pajak dan cukai dapat diperoleh secara maksimal.
Dengan adanya penindakan ini, diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya memilih produk yang legal dan aman. Edukasi tentang barang-barang yang diperbolehkan sangat penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait potensi risiko dari barang ilegal.
Seiring dengan berjalannya waktu, diharapkan Bea Cukai dapat terus meningkatkan efektivitas pengawasan dan penindakan. Dengan cara ini, keamanan dan ketertiban di masyarakat dapat terjaga dengan baik.
Keberhasilan ini mencerminkan dedikasi dan komitmen Bea Cukai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengawas dan penegak hukum di sektor perdagangan barang. Masyarakat diharapkan dapat mendukung upaya ini dengan melaporkan jika menemukan barang-barang ilegal di sekitar mereka.













