Pada akhir bulan Desember 2025, pasar logam mulia menunjukkan tren yang positif, dengan harga emas dan perak mencatatkan lonjakan signifikan. Hal ini menarik perhatian banyak investor, terutama dalam konteks ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung dan kebijakan moneter global yang memengaruhi nilai aset.
Kenaikan harga logam mulia ini didorong oleh faktor-faktor ekonomi dan politik yang saling terkait. Masyarakat semakin cenderung mencari aset yang dianggap aman sebagai pelindung nilai dalam situasi yang tidak menentu.
Dengan harga emas 24 karat yang terus melambung, banyak yang bertanya-tanya mengenai implikasi bagi pasar domestik. Laporan harga emas 24 karat di beberapa perusahaan, termasuk PT Aneka Tambang Tbk dan Pegadaian, menjadi fokus utama dalam diskusi sehari-hari.
Pergerakan Harga Emas dan Perak di Pasar Internasional
Di pasar global, harga emas untuk kontrak Februari 2026 telah meningkat signifikan, menunjukkan tren bullish yang menegaskan minat tinggi dari kalangan investor. Dalam waktu singkat, harga emas tercatat mencapai USD 4.557,40, setelah meraih puncaknya di USD 4.562,70.
Sementara itu, harga perak pun menyusul kenaikan ini dengan mencapai USD 74,675, dan berhasil mencapai rekor tertinggi baru. Kenaikan harga perak ini memberikan sinyal positif bagi pelaku pasar yang mengandalkan logam sebagai instrumen investasi untuk masa depan.
Dalam konteks ini, harga platinum juga turut melonjak, bahkan menembus rekor tertinggi yang pernah tercatat. Ini menjadi penanda bahwa para investor semakin yakin akan potensi logam mulia sebagai aset berharga di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Logam Mulia
Salah satu faktor kunci yang mendukung kenaikan harga logam mulia adalah ketegangan geopolitik yang semakin kompleks. Misalnya, konflik di Venezuela dan serangan militer yang diluncurkan oleh AS terhadap ISIS di Nigeria menambah tekanan dan menjadikan logam mulia semakin menarik sebagai tempat berlindung bagi investor.
Ketidakstabilan politik di berbagai belahan dunia menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pelaku pasar, yang lalu menyebabkan mereka beralih ke logam mulia. Kenaikan permintaan ini berimbas langsung pada harga logam yang terus meroket.
Faktor lainnya adalah pelemahan dolar AS yang berdampak pada posisi logam mulia di pasar internasional. Ketika dolar melemah, banyak investor beralih menggunakan logam mulia sebagai alternatif untuk menyimpan nilai, sehingga memicu lonjakan harga yang signifikan.
Perkembangan Harga Emas di Pasar Domestik
Di dalam negeri, harga emas juga mengalami lonjakan yang sejalan dengan tren internasional. Pada 27 Desember 2025, harga emas di PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tercatat naik menjadi Rp 2.605.000 per gram, meningkat Rp 16.000 dari harga sebelumnya.
Pertumbuhan harga emas di Antam merupakan indikator dari minat yang terbentuk dalam masyarakat terhadap investasi emas. Masyarakat semakin memahami potensi emas dan perangkat keuangan lainnya sebagai langkah perlindungan terhadap aset mereka.
Di sisi lain, harga buyback emas Antam juga mencatat sebuah kenaikan, mencapai Rp 2.464.000 per gram. Ini menjadi pertanda bahwa Antam siap membeli kembali emas dari masyarakat pada harga yang kompetitif, memberikan rasa aman bagi pemilik emas yang ingin menjualnya kembali.













