Meski ada peningkatan pesat dalam energi baru terbarukan, gas dan batu bara masih akan menjadi bagian penting dari bauran energi pembangkitan di Indonesia untuk satu dekade ke depan. Proyeksi pertumbuhan menunjukkan bahwa gas akan tumbuh rata-rata antara 4 hingga 6 persen per tahun, sementara bioenergi akan mengalami lonjakan lebih besar dengan pertumbuhan sekitar 15 hingga 17 persen per tahun.
Pembangkit listrik berbahan bakar minyak tampaknya akan melihat penurunan. Rakhmad menjelaskan, meskipun kapasitas tangki BBM milik PLN Group sangat besar, sekitar 800 ribu kiloliter, tingkat pemanfaatannya masih terbilang rendah, hanya 45 persen. Hal ini menandakan perlunya langkah nyata melalui program de-dieselisasi dan gasifikasi yang menjadi fokus ke depan.
Hadirnya infrastruktur baru untuk gas juga menjadi pembicaraan hangat di kalangan penggiat energi. PLN EPI tengah membangun jaringan midstream LNG yang mencakup berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Nias, Sulawesi–Maluku, Nusa Tenggara, hingga Papua Utara, yang diharapkan dapat mengurangi biaya distribusi.
Peluang Pengembangan Gas dan Bioenergi di Indonesia
Salah satu peluang besar terletak dalam penggunaan infrastruktur gas secara bersama. PLN EPI mengundang berbagai pihak untuk berkolaborasi memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menciptakan pasar baru, terutama di luar Pulau Jawa. Hal ini diharapkan dapat mendukung ketahanan energi nasional secara keseluruhan.
Kapasitas CNG plant milik PLN di beberapa lokasi seperti Tambak Lorok dan Gresik juga memiliki potensi besar. Meskipun kapasitas utilisasi lebih dari 60 BBTUD belum sepenuhnya dimanfaatkan, ada potensi untuk memperluas penggunaannya ke sektor industri dan komersial.
Dengan fleksibilitas dalam alokasi gas dari pemerintah, banyak peluang terbuka bagi produsen hulu migas. Peningkatan produksi gas akan memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pasokan gas yang lebih efisien, sehingga dapat mendukung pertumbuhan industri dan meningkatkan daya saing.
Peran Strategis Gas dalam Kebijakan Energi Nasional
Gas sebagai sumber energi strategis memiliki peranan penting dalam kebijakan energi nasional. Surat pernyataan, kebijakan yang diarahkan pada pencapaian target energi terbarukan, harus mempertimbangkan peran gas dan batu bara yang masih dominan. Peralihan ke energi yang lebih bersih memerlukan waktu dan perencanaan yang matang.
Rakhmad menegaskan pentingnya pengelolaan yang bijak terhadap sumber daya energi. Dalam menghadapi tantangan global dan perubahan iklim, perlu adanya peningkatan efisiensi dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mengembangkan teknologibaru di sektor energi.
Program-program penanaman modal di sektor gas juga dilihat sebagai lanskap yang menjanjikan. Adanya insentif bagi investor untuk memasuki pasar gas di Indonesia diharapkan dapat mempercepat proses transisi energi ini. Infrastruktur yang kuat sangat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan pasokan energi.
Inovasi dalam Penggunaan Energi Terbarukan dan Gas
Inovasi dalam teknologi energi menjadi sangat krusial untuk menghadapi tantangan saat ini. Rakhmad mengungkapkan bahwa pengembangan inovasi terbaru tidak hanya akan buka peluang pasar, tetapi sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional. Berbagai riset dan pengembangan harus diarahkan untuk menciptakan solusi yang lebih ramah lingkungan.
Pembaruan dalam infrastruktur dan teknologi pengolahan gas juga akan membantu meningkatkan efisiensi energi. Dengan memanfaatkan berbagai teknologi mutakhir, diharapkan proses produksi dan distribusi gas dapat dilakukan dengan lebih efektif. Ini tentu akan memberikan dampak positif bagi industri dan masyarakat umum.
Memperkuat jaringan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan adalah langkah yang bijaksana. Pemerintah, pelaku industri, dan akademisi perlu bersinergi dalam mengembangkan kebijakan dan teknologi baru yang berorientasi pada keberlanjutan. Ke depan, kolaborasi ini menjadi modal utama untuk menghadapi tantangan global mengenai energi dan lingkungan.













