Pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tentang utang pemerintah pusat yang mencapai Rp 9.138,05 triliun hingga Juni 2025 memberikan pandangan yang menarik mengenai keadaan keuangan negara. Menurutnya, jumlah utang tersebut masih tergolong aman jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi saat ini.
Purbaya menekankan pentingnya melihat utang tidak hanya dari angka besar yang tertera, tetapi juga dari rasio terhadap PDB. Hal ini diungkapkannya dalam sebuah sesi media di Bogor, di mana ia memberikan konteks yang lebih luas dari situasi utang yang dihadapi negara.
Ia berpendapat, utang yang membengkak perlu dikaji dari perspektif ekonomi guna menentukan bahayanya bagi perekonomian negara. Penilaian ini sangat penting untuk memahami risikonya, sekaligus menetapkan langkah-langkah yang perlu diambil untuk menjamin stabilitas ekonomi ke depan.
Menkeu Jelaskan Rasio Utang Negara Terhadap PDB
Purbaya menjelaskan bahwa utang yang sekitar Rp 900 triliun hanyalah 39 persen dari PDB nasional. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia masih berada dalam batas aman menurut standar internasional yang ada.
Dalam pembandingannya, ia memberikan ilustrasi sederhana tentang bagaimana utang dapat dipahami dari segi penghasilan seseorang. Dengan menyebutkan contoh seorang Sekjen yang bergaji tinggi, Purbaya berhasil menggambarkan betapa utang masing-masing individu atau negara dapat bervariasi tergantung dari kapasitas pendapatan mereka.
Dia menambahkan, rasio utang yang berada di bawah 40 persen dari PDB menandakan bahwa perekonomian Indonesia masih berada dalam jalur yang sehat. Ini merupakan indikasi positif meskipun utang negara sering kali menjadi topik perdebatan di kalangan publik.
Perbandingan Utang Indonesia Dengan Negara Lain
Dalam analisisnya, ia kemudian membandingkan rasio utang Indonesia dengan beberapa negara lain yang juga dikenal memiliki beban utang tinggi. Negara seperti Jerman mendekati 100 persen, sementara Amerika Serikat dan Jepang melampaui angka tersebut.
Perbandingan ini memberikan gambaran bahwa meskipun Indonesia memiliki utang, proporsinya tidak dibandingkan dengan banyak negara maju lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa utang Indonesia masih dapat dikelola dengan baik tanpa menimbulkan ancaman serius kepada perekonomian.
Purbaya menegaskan, penting untuk tidak menciptakan sentimen negatif terhadap utang. Dengan data dan standar yang jelas, pemerintah akan terus berusaha untuk menjaga agar utang tetap berada dalam batas yang aman dan tidak menjadi beban bagi generasi mendatang.
Strategi Keuangan dan Pemanfaatan Utang Negara
Dalam perspektif yang lebih luas, pemerintah berkomitmen untuk menggunakan utang secara bijaksana. Pemanfaatan utang difokuskan pada proyek-proyek yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
Tentunya, setiap pengambilan utang harus diberi perhatian khusus agar tidak menjadi beban yang dapat menghambat perkembangan ekonomi di masa depan. Sangat penting untuk memastikan bahwa utang membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Purbaya menekankan bahwa utang yang digunakan untuk investasi produktif akan memberikan dampak positif bagi perekonomian. Ini termasuk pembangunan infrastruktur dan sektor-sektor yang strategis demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.













