Kisah lahirnya Mie Titi bermula dari seorang perantau keturunan Tionghoa, Ang Kho Tjao, yang dikenal sebagai pionir kuliner mie khas Makassar pada awal abad ke-20. Sekitar tahun 1900-an, ia memperkenalkan berbagai hidangan mie bergaya Tionghoa kepada masyarakat lokal yang saat itu belum familiar dengan makanan jenis tersebut.
Keberanian Ang Kho Tjao untuk berinovasi membuat hidangannya cepat menarik perhatian masyarakat. Walaupun makanan berbasis mie masih belum menjadi pilihan utama di kalangan warga Makassar, aroma menggoda dari masakannya mampu menarik minat banyak orang untuk mencicipi.
Pada awalnya, Ang Kho Tjao tidak hanya menawarkan satu jenis mie. Ia kreatif dalam meracik variasi mie, mengolah berbagai jenis seperti mie goreng, mie Hokkian, dan mie Kwantong, yang masing-masing menawarkan cita rasa unik. Dari berbagai pilihan tersebut, muncul varian yang kini dikenal sebagai Mie Titi, yaitu mie kering yang disajikan dengan kuah kental dan gurih.
Perjalanan Menarik Ang Kho Tjao dan Keluarganya dalam Dunia Kuliner
Ang Kho Tjao tak hanya sekadar penjual mie, tetapi juga seorang inovator kuliner yang meletakkan dasar bagi tradisi mie di Makassar. Menghadirkan masakan dengan teknik dan bumbu yang berbeda, ia berhasil menghasilkan rasa yang tak terlupakan bagi setiap pelanggan.
Setiap kali pelanggan menyantap Mie Titi, mereka merasakan kombinasi unik antara tekstur mie yang digoreng kering dan kuah yang lembut. Ini adalah pengalaman kuliner yang tidak hanya mengisi perut, tetapi juga menciptakan kenangan. Paduan rasa ini membuat Mie Titi menjadi favorit di kalangan pencinta kuliner.
Pada akhir dekade 1950-an, usahanya semakin berkembang. Ang Kho Tjao memutuskan untuk mentransfer pengetahuan dan resep rahasia kepada anak-anaknya. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa seni memasak mie kering tidak akan lenyap, tetapi justru berkembang dalam genggaman generasi penerus.
Ekspansi Usaha Keluarga dan Pelestarian Tradisi Makanan
Seiring dengan berjalannya waktu, keluarga Ang Kho Tjao mulai memperluas jaringan usaha mereka. Pada tahun 1970-an, nama Mie Kering Makassar mulai menjadi perbincangan di kalangan pecinta kuliner lokal. Meskipun resepnya diwariskan, masing-masing keturunan mulai mengembangkan variasi baru mereka sendiri.
Pengembangan variasi rasa tidak hanya memberikan pilihan kepada pelanggan, tetapi juga menambah warna dalam wajah kuliner Makassar. Tiap kedai yang dikelola oleh keturunan Ang Kho Tjao memiliki cita rasa khasnya sendiri, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Masyarakat pun mulai mengasosiasikan mie kering racikan keluarga ini dengan nama Mie Titi, merujuk pada salah satu anak Ang Kho Tjao yang berhasil membawa makanan ini ke puncak popularitas. Hal ini menunjukkan betapa kekuatan merek dapat terbentuk dari pelestarian tradisi keluarga yang kuat.
Mie Titi: Dari Keluarga ke Ikon Kuliner Makassar
Popularitas Mie Titi di kalangan masyarakat tidak lepas dari usaha gigih seluruh keluarga Ang Kho Tjao. Nama Mie Titi mulai melekat di benak masyarakat sebagai salah satu ikon kuliner yang tak terpisahkan dari identitas Makassar. Hidangan ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol dari keragaman dan keunikan budaya yang ada di daerah tersebut.
Akhirnya, meskipun Mie Titi hanya merupakan bagian dari kreasi mie kering lebih besar yang dihasilkan oleh keluarga Ang Kho Tjao, namanya menjadi yang paling dikenal. Momen ketika seseorang menyantap Mie Titi seakan menjadi ritual, di mana rasa yang kaya dan tekstur yang unik saling berpadu membentuk pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Generasi penerus keluarga Ang Kho Tjao berkomitmen untuk menjaga cita rasa autentik Mie Titi sambil tetap berinovasi untuk menarik generasi baru. Dalam setiap suapan, mereka tidak hanya menyajikan makanan, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang telah ada selama lebih dari satu abad.













