Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengungkapkan bahwa kunjungan luar negeri Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini telah menghasilkan komitmen investasi yang signifikan serta memperkuat posisi diplomasi Indonesia di mata internasional. Dalam rangkaian kunjungan tersebut, Prabowo mengunjungi empat negara dalam waktu enam hari, dimulai dari menghadiri Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen penting bagi Indonesia, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mempromosikan investasi dan kerjasama internasional. Kebijakan luar negeri yang diambil kali ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus aktif berperan di kancah global dan menarik perhatian berbagai negara.
“Presiden Prabowo Subianto telah menyelesaikan rangkaian kunjungan luar negeri, terutama dalam menghadiri Sidang Umum PBB ke-80. Dalam enam hari terakhir, beliau telah mengunjungi empat negara,” kata Teddy dalam keterangannya.
Jepang menjadi negara pertama yang disinggahi oleh Prabowo, di mana beliau menghabiskan waktu sejenak di Paviliun Indonesia pada Expo Osaka 2025. Ini menjadi langkah awal yang baik untuk menunjukkan kehadiran Indonesia di arena internasional.
Momen Penting di Sidang Umum PBB yang Mengundang Perhatian
Dalam pertemuan besar PBB tersebut, Prabowo mendapat kehormatan untuk menyampaikan pidato di urutan ketiga setelah Brasil dan Amerika Serikat. Pidato ini dinilai berani dan konkret, menggugah banyak pemimpin dunia, termasuk Presiden AS dan Perdana Menteri Kanada, serta Raja Belanda dan Presiden Prancis.
Teddy menyatakan bahwa beberapa pemimpin negara memberikan apresiasi atas pidato Prabowo, yang menunjukkan bahwa Indonesia berhasil mengambil posisi yang kuat di forum dunia. “Ada Presiden Amerika Serikat yang memberikan perhatian kepada Indonesia, dan hal ini sangat menandakan peningkatan diplomasi kita,” tambahnya.
Di dalam pidatonya, Prabowo menggarisbawahi pentingnya kerjasama internasional dan pengembangan berbagai sektor, termasuk olahraga. Tidak hanya itu, beliau juga berbicara tentang pencapaian Timnas Indonesia yang dipersiapkan untuk kualifikasi Piala Dunia mendatang, yang menjadi kebanggaan masyarakat.
Kunjungan di Kanada dan Kesepakatan Ekonomi yang Signifikan
Kunjungan Presisi Prabowo ke Kanada juga membawa hasil yang strategis, termasuk penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA CEPA). Kesepakatan ini diperkirakan akan menghapus 90,5 persen tarif produk Indonesia yang akan diekspor ke Kanada.
Teddy menyampaikan bahwa ini adalah langkah positif untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara. “Tentu hal ini akan memberikan dampak baik bagi ekonomi Indonesia dan mempermudah ekspor ke Kanada,” ujarnya.
Prabowo juga memanfaatkan momen ini untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dengan industri dan bisnis di Kanada, memperkuat jalinan kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kunjungan ini menjadi cermin dari upaya pemerintah dalam membuka peluang investasi serta memperkuat ekonomi nasional.
Penguatan Hubungan Bilateral dengan Belanda
Selanjutnya, Prabowo melanjutkan perjalanan ke Belanda, di mana beliau diterima secara resmi oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima. Pertemuan ini menjadi lebih berkesan dengan adanya kesepakatan untuk mengembalikan sekitar 30 ribu benda dan artefak sejarah yang pernah dibawa oleh Belanda dari Indonesia.
Menurut Teddy, pengembalian artefak ini menjadi simbol peneguhan hubungan yang lebih baik antara Indonesia dan Belanda. “Ini adalah langkah yang sangat positif, yang menunjukkan pengakuan Belanda terhadap sejarah yang pernah ada,” tuturnya.
Pertemuan bersejarah ini juga menjadi peluang untuk mendiskusikan berbagai hal terkait kerjasama di berbagai bidang, termasuk kebudayaan dan pendidikan. Hubungan bilateral yang semakin kuat diharapkan dapat membuka jalan bagi kerjasama yang lebih luas lagi di masa depan.













