Keraton Yogyakarta baru-baru ini menerima kabar duka dari Keraton Surakarta mengenai wafatnya SISKS Pakubuwana XIII Hangabehi. Kabar tersebut disampaikan melalui utusan resmi yang mengakui kepergian seorang sosok yang memiliki pengaruh penting dalam budaya Jawa.
Wafatnya Pakubuwana XIII menjadi momen bersejarah yang menyentuh hati banyak orang. Pertemuan antara kedua keraton menjadi simbol saling menghormati dalam menjalani tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun.
Utusan dari Keraton Surakarta tiba di Keraton Yogyakarta untuk menyampaikan surat resmi yang ditujukan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X. Hal ini menandakan bahwa kedua keraton tetap menjaga hubungan baik meski dalam momen yang penuh rasa duka.
Proses Penyampaian Berita Duka dan Persiapan Pelayatan
Utusan diterima secara resmi di Pendapa Ndalem Kilen, yang merupakan bagian dari kompleks Keraton Yogyakarta. GKR Mangkubumi dan GKR Bendara menjadi wakil yang menerima paduan rasa duka dari Keraton Surakarta.
KRT Purwowinoto, penghageng II Kawedanan Purwa Aji Laksana Keraton Yogyakarta, menjelaskan bahwa pihaknya kini tengah menunggu arahan resmi. Hal ini terkait siapa yang akan diutus untuk melayat ke Pajimatan Imogiri pada hari Rabu mendatang.
Keseluruhan proses ini berjalan dengan penuh hormat dan tradisi yang ada. Untuk menghormati kepergian Pakubuwana XIII, Keraton Yogyakarta memutuskan untuk meniadakan pentas Paket Wisata Srimanganti yang sudah menjadi tradisi di keraton.
Penghormatan Terhadap Almarhum dan Rencana Pemakaman
KRT Purwowinoto juga menginformasikan bahwa gamelan tidak akan diperdengarkan hingga pemakaman almarhum dilaksanakan. Ini merupakan bentuk penghormatan yang sesuai dengan budaya yang dijunjung tinggi oleh kedua keraton.
Wafatnya letak jam 07.30 WIB, dan rencana pemakaman dijadwalkan pada Rabu, 5 November di Pajimatan Imogiri, Bantul. Jenazah akan dipindahkan menggunakan kereta khusus Rata Pralaya menuju Rumah Dinas Wali Kota Solo sebelum dibawa ke tempat peristirahatan terakhir.
Langkah-langkah ini menunjukkan betapa pentingnya tatanan adat dalam upacara pemakaman seorang pemimpin. Selain itu, ini juga menjadi cara untuk memberi penghormatan kepada seseorang yang telah berkontribusi besar terhadap masyarakat.
Kedatangan Pejabat dan Masyarakat untuk Melayat
Dalam proses pelayatan ini, Wakil Presiden Gibran Rakabuming dan Presiden ketujuh RI, Joko Widodo, juga turut hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Kehadiran mereka menunjukkan betapa tinggi penghargaan yang diberikan terhadap sosok almarhum.
Keraton Yogyakarta dan Surakarta merupakan dua entitas yang memiliki ikatan sejarah yang kuat. Oleh karena itu, momen duka ini diperlakukan dengan sangat sensitif dan penuh rasa hormat oleh kedua belah pihak.
Prosesi dari pelayatan hingga pemakaman akan diwarnai dengan tradisi kerajaan yang sudah berlangsung ribuan tahun. Ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan juga sebuah penghormatan terhadap kebudayaan yang telah membentuk identitas komunitas Jawa.
Dengan demikian, peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya nilai-nilai yang telah dipelihara oleh keraton. Setiap langkah dalam proses ini berfungsi untuk merawat tradisi yang telah disepakati dalam konteks masyarakat Jawa.













