Gempa bumi sering kali menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan masyarakat, terlebih jika terjadi di wilayah yang padat penduduk. Baruang-baru ini, gempa berkekuatan 6,6 mengguncang Kota Nabire, Papua Tengah, yang memicu berbagai reaksi dari pemerintah dan masyarakat setempat.
Data awal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana menunjukkan tidak adanya laporan korban jiwa setelah bencana tersebut. Meskipun demikian, dampak dari gempa ini cukup mengkhawatirkan, dengan kerusakan pada infrastruktur publik yang signifikan.
Ketua BNPB, Letjen Suharyanto, dalam konferensi pers menyampaikan beberapa fakta penting terkait bencana ini. Menurutnya, sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan berat, termasuk jembatan, rumah, dan bangunan pemerintah.
Dampak Langsung Gempa terhadap Infrastruktur Kota Nabire
Suharyanto mengungkapkan bahwa satu jembatan di Kota Nabire amblas akibat getaran gempa tersebut. Selain itu, dua rumah mengalami kerusakan parah yang membuat penghuninya harus segera dievakuasi.
Dalam konteks ini, Bandara Nabire sebagai pintu masuk utama juga tidak luput dari dampak. Beberapa kaca bangunan bandara diketahui pecah, yang bisa membahayakan pengguna jasa di area tersebut.
Kerusakan juga terjadi di Kantor Bupati, di mana plafon dan kaca mengalami kerusakan. Hal ini menunjukkan seberapa besar pengaruh gempa terhadap bangunan yang dianggap vital dalam pelayanan publik.
Gangguan Jaringan dan Pemulihan Komunikasi di Pasca Gempa
Setelah gempa, jaringan listrik dan komunikasi di wilayah tersebut terganggu. Hal ini menyebabkan masyarakat sulit untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi terkini mengenai situasi pasca-gempa.
Namun, Kepala BNPB menjelaskan bahwa berangsur-angsur fasilitas komunikasi pulih berkat penggunaan teknologi satellite seperti Starlink. Dengan ini, masyarakat bisa kembali terhubung meskipun dalam kondisi darurat.
Pemulihan sistem kelistrikan juga mulai dilakukan pasca-gempa untuk memastikan bahwa aktivitas masyarakat dapat kembali normal secepat mungkin. Sangat penting bagi masyarakat, terutama di daerah terdampak, untuk mendapatkan akses listrik dan komunikasi.
Reaksi Masyarakat dan Langkah Selanjutnya
Reaksi dari masyarakat seputar gempa ini sangat beragam. Beberapa masyarakat meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman, sementara yang lainnya tetap di rumah sambil mengevaluasi kerusakan yang dialami.
Pemerintah setempat berkomitmen untuk memberikan bantuan dan perlindungan bagi warga yang terdampak. Tentunya, langkah cepat ini diharapkan dapat meminimalisir risiko bagi masyarakat yang masih dalam trauma akibat gempa.
Suharyanto juga mendorong masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan, yang bisa berdampak lebih fatal. Edukasi tentang kesiapsiagaan bencana menjadi hal penting yang perlu ditegakkan di seluruh wilayah rawan gempa.













