Presidensi Prabowo Subianto berkomitmen untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia dengan melaksanakan program pengolahan sampah menjadi energi listrik. Target ini mencakup 34 proyek yang direncanakan dalam dua tahun mendatang, dan menjadi bagian dari strategi untuk memperkuat ketahanan energi nasional serta menyelesaikan isu pengelolaan sampah perkotaan.
Dengan dasar hukum yang jelas, langkah ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 yang mengatur penanganan sampah perkotaan. Ketentuan ini mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang ramah lingkungan dan inovatif di berbagai lokasi di Indonesia.
Pada tahap awal pelaksanaan, proyek pemanfaatan sampah menjadi energi listrik akan diimplementasikan di sepuluh wilayah strategis. Lokasi-lokasi ini termasuk DKI Jakarta, Bali, dan berbagai daerah di Pulau Jawa dengan target pengolahan minimal 1.000 ton sampah per hari di setiap titik.
Data yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa Indonesia telah memproduksi lebih dari 50 juta ton sampah setiap tahunnya. Sementara itu, akumulasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) telah mencapai 1,6 miliar ton, menandakan perlunya penanganan yang lebih efektif.
Lebih dari 60 persen dari total sampah yang dihasilkan belum dikelola dengan baik, yang memicu berbagai persoalan lingkungan, sosial, dan kesehatan. Hal ini berkontribusi pada emisi gas metana yang lebih berbahaya dibandingkan karbon dioksida, sehingga pengelolaan yang tepat menjadi sangat mendesak.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa program pengolahan sampah menjadi energi adalah upaya konkret pemerintah untuk menangani masalah besar ini. Menurutnya, inisiatif ini tidak hanya memberi solusi untuk isu lingkungan, tetapi juga mendukung ketahanan energi nasional yang penting untuk perkembangan industri dan kebutuhan rumah tangga.
Strategi Pembangunan Proyek WTE di Berbagai Daerah
Pembangunan proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik difokuskan di area dengan produksi sampah yang tinggi. DKI Jakarta, misalnya, menjadi salah satu titik dengan empat lokasi yang ditargetkan, mengingat besarnya volume sampah yang dihasilkan setiap harinya.
Kota-kota lain seperti Bekasi dan Bogor juga terpilih karena memiliki masalah serupa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah di daerah-daerah yang teridentifikasi, melalui pembangunan fasilitas yang mampu mengelola ribuan ton sampah secara efisien.
Satuan kerja pemerintah akan berinvestasi dalam teknologi modern yang ramah lingkungan untuk mendukung proyek ini. Teknologi tersebut akan digunakan untuk memastikan bahwa proses pengolahan tidak hanya efektif, tetapi juga minim dampak negatif terhadap lingkungan.
Melalui proyek ini, diharapkan akan terbangun ekosistem energi terbarukan yang berkelanjutan. Inisiatif ini adalah langkah yang signifikan menuju pengelolaan sumber daya yang lebih baik, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Selain inisiatif pemerintah, peran aktif masyarakat sangat vital dalam pengelolaan sampah. Partisipasi publik dalam pemilahan sampah dari sumbernya akan meningkatkan efektivitas program pengolahan menjadi energi.
Kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik pun harus ditanamkan sejak dini. Edukasi mengenai dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik perlu dilakukan agar masyarakat memahami urgensi masalah ini.
Penerapan sistem pengelolaan yang berkelanjutan memerlukan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Kerja sama antara pemerintah, komunitas, dan individu akan menciptakan dampak positif bagi lingkungan.
Program ini juga memerlukan dukungan dari sektor swasta. Investasi dan inovasi dalam teknologi bisa mempercepat realisasi proyek dengan hasil yang lebih optimal.
Dampak Lingkungan dan Sosial dari Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah menjadi energi tidak hanya menghadirkan solusi untuk masalah sampah, tetapi juga memberikan keuntungan bagi lingkungan. Dengan mengurangi timbunan sampah di TPA, emisi gas rumah kaca dapat ditekan secara signifikan.
Tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, proyek ini juga diharapkan mengurangi risiko kesehatan masyarakat. Dengan pengelolaan yang baik, penyebaran penyakit akibat sampah dapat diminimalkan.
Secara sosial, pengembangan proyek ini berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dari pembangunan hingga operasional, kebutuhan tenaga kerja akan meningkat, meningkatkan kesejahteraan warga sekitar.
Keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mengelola sampah secara berkelanjutan. Inovasi dalam pengolahan sampah menjadi energi bisa menjadi model yang bisa diterapkan di berbagai belahan dunia.













