Untuk mengobati kerinduan dan memastikan kondisi anak-anaknya, Nikita memanfaatkan fasilitas komunikasi yang tersedia di rutan. Ia sadar pentingnya menjaga komunikasi agar anak-anaknya tidak merasa kehilangan sosok ibu.
"Iya, karena kan ada fasilitas telepon di dalam rutan, bisa video call. Jadi ya, harus rutin juga buat komunikasi sama anak," katanya.
Nikita melanjutkan, banyak hal yang paling dirindukan dengan anak-anaknya. Ia merindukan momen-momen sederhana yang biasa ia lewati bersama anak bungsunya setiap hari.
"Kalau As** Ark*** kan tidurnya satu kamar sama aku. Jadi ya becandanya, baunya, apalagi kalau kentutnya bau makan yang aneh-aneh kan enak," kenangnya.
Peran Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari di Rutan
Di tengah keterbatasan yang ada, komunikasi menjadi jembatan penting bagi Nikita untuk tetap terhubung dengan anak-anaknya. Dalam situasi ini, telepon dan video call menjadi alat vital yang menawarkan kehangatan dalam hubungan keluarga.
Berbicara dengan anak-anaknya melalui video call membantu mengurangi rasa kesepian yang dialaminya di dalam rutan. Ini juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk melihat ibunya, meskipun dari jauh.
Melalui komunikasi, Nikita berusaha menjaga ikatan emosional yang kuat. Ia merasa bahwa meskipun terpisah oleh dinding, cintanya kepada anak-anaknya tetap bisa sampai melalui kata-kata yang diungkapkan lewat telepon.
Kenangan Indah Bersama Anak-Anak
Nikita mengingat kembali momen-momen indah yang ia lewati bersama anak-anaknya. Momen sederhana seperti bercanda di ruang tamu atau bermain bersama di halaman menjadi kenangan berharga baginya.
Setiap kali berbicara dengan anak-anaknya, ia selalu berusaha menyisipkan tawa dan ceria. Kenangan manis tersebut membantu Nikita bertahan menghadapi tantangan yang ada di rutan.
"Menghabiskan waktu bersama mereka adalah hal yang paling saya rindukan," ungkapnya. Ia berharap bisa segera kembali dan melanjutkan kebersamaannya dengan anak-anak.
Membangun Harapan di Tengah Kesulitan
Meskipun berada di tempat yang tidak nyaman, Nikita tetap berpegang pada harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dia percaya bahwa kesulitan saat ini hanyalah sementara dan akan berlalu.
Selama masa tersisa di rutan, ia bertekad untuk terus berusaha menjadi ibu yang baik. Mengorbankan semuanya agar anak-anaknya tidak merasa kehilangan sosok ibunya merupakan prioritasnya.
Penuh rasa optimis, Nikita membayangkan saat-saat bahagia ketika dia bisa berkumpul kembali dengan anak-anak. Harapan ini memberikan kekuatan yang sangat dibutuhkannya saat ini.













