Badan Gizi Nasional (BGN) berkomitmen untuk mendorong dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuju pengelolaan yang ramah lingkungan dengan menerapkan prinsip zero waste. Inisiatif ini menunjukkan bahwa keberlanjutan lingkungan dapat sejajar dengan penyediaan makanan bergizi bagi anak-anak di Indonesia.
Salah satu contoh terbaik dari penerapan prinsip ini hadir dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Margomulyo yang terletak di Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan di dapur ini tidak hanya fokus pada penyajian makanan, tetapi juga menjaga lingkungan melalui pengelolaan limbah yang bertanggung jawab.
Dalam kunjungannya, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa SPPG harus memikirkan cara-cara untuk mengolah sisa pangan dan limbah dapur agar tidak mencemari lingkungan. Ini adalah langkah penting yang telah berhasil diterapkan di dapur SPPG Margomulyo.
Menerapkan Konsep Dapur Hijau secara Konsisten di SPPG Margomulyo
Keberhasilan SPPG Margomulyo menjadi inspirasi bagi dapur lainnya dalam menerapkan prinsip zero waste. Dapur ini telah membuktikan bahwa pengelolaan pangan yang baik bisa berjalan seiring dengan keberlanjutan lingkungan.
SPPG Margomulyo memanfaatkan limbah secara maksimal sehingga tidak ada yang terbuang percuma. Sistem pengelolaan limbah terpadu yang diterapkan di sini menjadi model yang bisa diikuti oleh SPPG lain di seluruh Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk menjadi teladan dalam pengelolaan dapur yang baik,” ungkap Khairul Hidayati. Dengan pengelolaan yang efektif, SPPG ini membuktikan bahwa bahkan separuh dari harta yang ada di dapur sekalipun dapat dimanfaatkan kembali.
Standar Pengelolaan Limbah Ramah Lingkungan untuk SPPG
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah 3 BGN, Ranto, menjelaskan bahwa ke depannya semua SPPG harus memiliki pedoman pengelolaan limbah yang jelas dan terukur. Ini bertujuan agar setiap kegiatan dalam MBG tidak hanya memastikan asupan gizi, tetapi juga mengurangi beban lingkungan.
Menurut Ranto, standar pengelolaan yang baik dapat menstimulasi SPPG untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan begitu, mereka tidak hanya akan memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.
Transformasi ini dianggap penting untuk masa depan yang lebih baik, di mana keberlanjutan menjadi prioritas utama. Ranto mengapresiasi progres yang telah dicapai SPPG Margomulyo dan berharap dapat direplikasi di daerah lainnya.
Pemanfaatan Limbah Menjadi Sumber Daya yang Berguna
Kepala SPPG Margomulyo, Joni Prasetyo, menjelaskan bahwa mereka mengolah semua limbah menjadi sumber daya baru. Limbah organik diubah menjadi pakan maggot atau dijadikan pupuk organik melalui biopori.
Sistem yang diterapkan memungkinkan mereka untuk tidak hanya mengurangi sampah tetapi juga memperbaiki kualitas tanah melalui penggunaan pupuk organik. Ini adalah langkah inovatif yang menunjukkan bagaimana limbah dapat dioptimalkan untuk kebaikan.
Untuk limbah non-organik seperti minyak dan plastik, SPPG Margomulyo bekerja sama dengan Tempat Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TP3SR). Hasil kerjasama ini menghasilkan bio solar yang ramah lingkungan dan turut berkontribusi pada pengurangan sampah.
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan Lingkungan Sehat
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Bidang Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawaty, memberikan apresiasi atas langkah SPPG Margomulyo. Menurutnya, langkah ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat bisa menciptakan ekosistem pangan yang sehat dan berkelanjutan.
Molly menjelaskan bahwa penerapan dapur ramah lingkungan selaras dengan kampanye nasional untuk meminimalkan sampah dan mengoptimalkan ekonomi sirkular. Dia berharap ini bisa menjadi inspirasi bagi SPPG di seluruh Indonesia untuk menerapkan praktik serupa.
Penerapan konsep zero waste di dapur ini diharapkan bukan hanya sekadar tren, tetapi menjadi bagian dari budaya kerja di seluruh SPPG. Hal ini penting untuk memastikan bahwa upaya menjaga kedalaman gizi dan kelestarian lingkungan berjalan harmonis.











